sdnsukabanjar.com, Yogyakarta - Kualitas lingkungan hidup memengaruhi tingkat pendidikan suatu negara dan sebaliknya. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Anies Baswedan menegaskan lingkungan ialah hal mendasar dalam hidup yang berkaitan dengan pendidikan suatu negara.
Anies
menyebut konflik yang terjadi di Suriah dan Afrika sebagai contoh nyata
atas dampak dari pengelolaan sumber daya yang tidak benar. Akibat hal
itu, proses pendidikan di kedua negara terganggu.
"Pengelolaan
tidak selalu dijalankan secara benar. Konflik berkepanjangan seperti di
Afrika itu justru sumbernya karena lingkungan hidup. Faktor lingkungan
menjadi sangat mendasar. Presiden ungkapkan hal yang sama saat pidato
perubahan iklim di Paris," kata Anies dalam National Academic Meeting Pendidikan Hijau: Peluang dan Tantangan di Universitas Janabadra, Yogyakarta, Kamis, 3 Desember 2015.
Anies mengatakan masalah lingkungan kini
menjadi masalah global. Berkaca pada pandangan Bapak Pendidikan
Indonesia Ki Hadjar Dewantara, Anies menyatakan sistem pendidikan tidak
boleh hanya berfokus di lingkungan sekolah. Pendidikan justru harus
menyertakan lingkungan keluarga dan lingkungan sekitar sebagai bagian
sistem pendidikan.
"Ki Hadjar sudah mencontohkan cara mendidik yang
juga sudah dilakukan banyak negara dan terbukti sukses. Bahkan, buku
itu sudah ditulis sejak 80 tahun lalu," ungkap Anies.
Berangkat dari kesadaran itu, sejumlah 3 universitas dan 5 lembaga
swadaya masyarakat (LSM) mendirikan Konsorsium Hijau. Konsorsium
mengemban kampanye gerakan hijau di Indonesia. Ketua Konsorsium Hijau
Maryatmo menyatakan kampanye itu penting seiring dengan kerusakan lingkungan yang semakin merajalela.
Dia
menyatakan perlu adanya perubahan pola pikir masyarakat tentang
pengelolaan lingkungan yang harus dimulai dari sekolah tingkat dasar.
Jika konsisten dilakukan, perubahan paradigma bisa terjadi dan
diteruskan ke generasi selanjutnya.
"Paradigma yang baru yang
diperjuangkan manusia dan lingkungan nerupakan satu kesatuan. Manusia
tidak bisa sejahtera tanpa didukung lingkungan. Gerakan paling efektif
adalah paradigma atau cara berpikir saat anak-anak kita masih di sekolah
dasar," ujar Maryatmo.
Sumber Berita : Liputan6.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar